Kehidupan manusia akan tampak, terlihat akan kejujurannya,
sifat manusiawi yang melekat dalam diri seseorang.
By Candra
sifat manusiawi yang melekat dalam diri seseorang.
By Candra
Prioritas utama “mengapa harus begitu”
ahli filsafat mengemukakan seseorang yang mengatakan akan kelebihannya, mereka itu tidak pantas baginya menjadi seorang pemimpin umat manusia (rakyatnya). Dalam hal ini aku singkirkan semua tentang kenyataan yang begitu saja mengambang dalam kehidupan ini.
Hati ini berkata “Allah Ya Rabbi engkaulah panutan kami, engkaulah yang menjadi saksi betapa kalimat dan kata yang aku iringkan kepadamu dan yang tak henti-hentinya aku ayunkan kata ini. Hanya engkau yang tahu akan semua ulah kami dan betapa dahsyatnya kata-kata yang akan kami tanggung nanti, aku tak bisa banyangkan bagaimana nanti kami bisa menjawab uraian kalimat yang mempertanyakan untuk jadi pengikut para nabi.
Menanyakan kehidupan pada diri kita merupakn instropeksi diri yang patut kita perbenahi dan kita perbaharui. Laksana kata yang terus kita bantingkan dengan kalimat yang mengandung arti untuk mengembangkan diri kita dan kesempurnaan iman kita. Bagaimana jiki kita dipanggil menghadapnya, badan tek terasa apa, kata tak berucap makna, lidah kan kaku bagaikan dililit serpihan las. Mungkin tak terbanyang dalam benak kita bagaimana rasanya.
Kahidupan yang ayo kita perjuangkan !!
Memandang hal sekarang intelektual konsep diri bukan berarti menjadi akan lebih baik, rupaya itu tidak akan membawa kita kesana bersamanya. Sepatutnya referensi kehidupan yang luas, yang dalam mari kita gunakan untuk kita dan diri kita.
Kehidupan yang menjadi dasar utama rupanya jauh dari bayang kita. Jika hari ini kita masih membincarakan intelektualisasi mungkin besok sudah kita ditanya kepada-Nya, dari segi itulah mari kita gunakan sisa waktu dan umur kita untuk bangkit.
Kemenangan dan kekalahan bukanlah faktor giliran. Tak ada kekalahan dalam kamus seorang mujahidin. Seorang muslim berkata kalimatullah hiyat ulya, maka hari-harinya akan terisi suatu kemenangan. Hari ini, esok maupun lusa adalah hari kemenangannya tetapi boleh jadi dia terluka, terbunuh bahkan diasingkan,
Terluka karena sesuatu hal yang mana luka itu akan menjadi saksi kehidupanya, seperti sang kejora bintang yang beremblem penghargaan disalah satu sisi baju seorang jenderal.
Terbunuhnya dia pemimpin yang tinggi yang berjiwa mulia, dan pengasingan itu adalah pariwisatanya dan pengasingan pulah lah dakwahnya sehingga akan mendapat sautu kemuliaan dan kebahagiaan.
Mengapa suatu keikhlasan dipertanyakan ?
Dalam kehidupan yang kita alami dan kita rasakan saat ini suatu pertentangan mungkin sering sekali kita rasakan. Hal tersebut harus kita tanggapi dengan optimis. Dalam hal ini apa yang kita lakukan dan kita perbuat selama kaki masih menggeretak di tanah bukanlah hal yang semata sia-sia. Allah saja mencintai hambanya yang berbuat dengan ikhlas dan sabar.
Ikhlas dalam hal mengerjakan sesuatu, saling betolerasi terhadap sesamanya, saling menyapa dan tak lupa dalam perbuatan.
Sabar, kesabaran ini menguji kita dalam keemosian saat kita terjepit dalam situasi ataupun kondisi masalah. Dalam hal ini diceritakan bahwa sebaik-baik orang tak lepas akan kesadarannya, sesuci apa orang itu tak lepas akan kata yang diucapkannya. Bayak hal yang membawa kita dalam kaidah keikhlasan. Mari kita sebagai umat manusia biasa keikhlasan harus kita cerminkan pada diri kita. Insya Allah hidup akan damai dan bahagia.
Apakah harus mengoreksi diri kita sendiri !
Mungkinkah kita sudah benar dalam perjalanan ini !
Merupakan kaidah yang baik, harus dan benar sebagai prinsip kita dalam menjalankan langkah kaki ini di permukaan bumi dalam keseharian kita. Mungkin kita tidak tahu, tidak sadar bahwa apa semua yang kita lakukan dan kita kerjakan belum tentu benar, beringatlah bahwa kita harus menjadi diri yang tau akan sifat dan perilaku di diri kita sendiri.
Wahai engkau saudarakau yang luhur mari kita gunakan diri kita dijalan yang benar, koreksi diri kita agar untuk melangkah dalam akhir perjalan ini di dunia.
Dalam perjalanan ini ku bertanya dalam diriku sendiri apakah diri ini serta jiwa ini sudah benar-benar membawa diriku kelak kelama yang lebih baik. Semua itu hanya Allah yang tahu akan semua itu.
Hamba Allah berkata “Apakah diri serta perilaku yang kamu kerjakan sudah benar ?”.
Sungguh bahagialah kalian semua yang sudah mapan dalam kehidupan ini, namun mari dalam kebahagian ini sisihkan buat amal guna kelak kita diakhirat.
Istiqomah di dalam kehidupan !!
Istiqomah adalah iman. Tidak mungkin istiqomah tegak bediri tanpa adanya nilai-nilai keimanan. Rasulullah saw menggambarkan dalam hadist, seiring sejarah sekaligus menguatkan firman Allah SWT dalam al-Qur’an tentang istiqomah (QS. Fusshilat:30)
“sesungguhnya orang-orang yang mengatakan ‘tuhan kami iala Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
Semua apa yang telah kita lakuni dan kita kerjakan insya Allah akan menolong kita.
Karena itu kita sebagai umat yang telah diciptakan dengan sempurna tak luput kita sudah diberi kesan, panutan bahwa kita agar untuk selalu berdo’a, dan senan tiasa selalu istiqomah, dan diantaranya saat attahiyat akhir kita disunahkan untuk membaca do’a,
“Allahumma inni a’udzubika min’adzabi jahanam, wamin ‘adzabil qabri, wamin fitnatil mahya wal mamaati, wamin syarri fitnatil masihid-dajjal”.
“ya Allah sungguh kami berlindung kepadamu dari adzab neraka janam, adzab kubur, fitnah hidup dan mati, serta dari buruknya bencana Dajjal,” (Hr. Muslim).
Apakah anda ingat bahwa andalah manusia yang diciptakan sangat sempurna diantara mahluk yang lain. Kita pun berubah sesuai dengan perubahan waktu jaman. Maka kita tak layak, dan dak angkuh, atas kesombongan pada diri kita.
Mengapa agama diperjualkan !!!
Allah akan senang melihat umatnya yang suka akan beramal sholeh.
Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda,”bergegaslah kepada amal yang shaleeh karena akan berlaku fitnah seperti pada waktu malam yang gelap gulita, yang mana orang-orang itu beriman pada waktu pagi dan kafir pada waktu petang, beriman pada waktu petang dan kafir pada waktu paginya, menjualkan agamanya dengan benda keduniaan”.(HR. Muslim). Seorang hamba yang shaleh akan selalu ada dalam dekapan ilham Allah, Allah akan selalu melindungi kita dari apapun yang kita lakukan untuk dijalannya.
Aku berharap pada pembaca yang berbudi luhur, kita tidak boleh saling meninggikan antara yang kaya dan miskin, semua itu dimata Allah sama. Tidak pantas bagi kita untuk saling tinggi meninggikan, karena Allah itu maha Tinggi. Padahal kita sebagai umat meruntuhkan sebuah bangunan saja memerlukan waktu. maka kita diajarkan agar selalu senantiasa teguh istiqomah dan daya tahan ini sudah menjadi selayaknya untuk selalu diasah agar untuk kecerdasan kita.
Istiqomah adalah orang yang keadaah hatinya selalu sabar dan selalu bersyukur dan syukurnya itu seimbang.
Sukur, syukur tidah hanya semata kita mendapatkan sesuatu kebahagiaan kemudian setelah itu lupa akan pemberian-Nya. Syukur harus didasarkan pada hati yang ikhlas dengan sungguh-sungguh.
Adapun sebagai contoh “seketika anda hari ini mendapat suatu tingkat jabatan yang lebih atas (naik peringkat), anda lupa akan bersyukur, hal ini Allah tidak akan memberkahi akan jabatan yang anda terima, bahwa harus ingat bahwa itu Cuma menguji apakah kita ingat akan dia-Nya yang telah memberi kita suatu kenikmatan, tidak hanya itu jiwa dan raga yang selama ini masih menempel kepada dinding badan kita, tak lupa kita harus bersyukur juga. Bahwa harus kita ingat selama kita hidup di dunia ini hanya untuk berbakti kepada-Nya.
Apakah kita sudah bersyukur dan sabar ??
Dunia ini tak luput akan tantangan yang selalu datang dengan tak diundang, bencana datang tak kita sadari tiba-tiba dihadapan kita. Maka semua itu tinggal diri kita serta perbuatan kita selama hidup dialam yang buram ini, kemudia apakah sudah siap menghadapinya.
Maka ingatlah bahwa syukur dan sabar itu merupakan senjat yang paling utama dan dalam mengarungi samudra kehidupan. Gelombang hidup yang selalu menguji akan keteguhan iman kita. Gelombang hidup yang tak selalu sama antara harapan dan kenyataan. Maka hendaklah kita harus bersyukur atas apa semua yang telah Ia karunia, kenikmatan, kemudahan, kesehatan, kelapangan dari Allah Yang Maha Pemberi Rahmat.
Sabar, kesabaran ini menguji kita terhadap tantangan yang penuh kesusahan, kepahitan, kesempitan, dan keadaan yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Rasulullah berkata “syukur dan sabarlah yang akan membawa, menjadikan keadaan apapun menjadi baik”. ‘tapi harus ingat dua sikap itu tidak akan terjadi kecuali pada diri orang yang beriman’.
Haruskah kehidupan ini berimbang ?
Rasulullah saw bersabda yang artinya “ya Allah, jadikanlah aku orang yang berterima kasih kepada-Mu, jadikanlah aku kecil dalam pandanganku tapi orang yang besar dalam pandangan orang lain”.
Memang dalam kehidupan ini penuh dengan harmoni atau keseimbangan dalam urat nadi yang selalu senantiasa kita perjaga. Sungguh keseimbangan hidup yang adil adalah rasa kenyamanan dalam diri karna hati.
ahli filsafat mengemukakan seseorang yang mengatakan akan kelebihannya, mereka itu tidak pantas baginya menjadi seorang pemimpin umat manusia (rakyatnya). Dalam hal ini aku singkirkan semua tentang kenyataan yang begitu saja mengambang dalam kehidupan ini.
Hati ini berkata “Allah Ya Rabbi engkaulah panutan kami, engkaulah yang menjadi saksi betapa kalimat dan kata yang aku iringkan kepadamu dan yang tak henti-hentinya aku ayunkan kata ini. Hanya engkau yang tahu akan semua ulah kami dan betapa dahsyatnya kata-kata yang akan kami tanggung nanti, aku tak bisa banyangkan bagaimana nanti kami bisa menjawab uraian kalimat yang mempertanyakan untuk jadi pengikut para nabi.
Menanyakan kehidupan pada diri kita merupakn instropeksi diri yang patut kita perbenahi dan kita perbaharui. Laksana kata yang terus kita bantingkan dengan kalimat yang mengandung arti untuk mengembangkan diri kita dan kesempurnaan iman kita. Bagaimana jiki kita dipanggil menghadapnya, badan tek terasa apa, kata tak berucap makna, lidah kan kaku bagaikan dililit serpihan las. Mungkin tak terbanyang dalam benak kita bagaimana rasanya.
Kahidupan yang ayo kita perjuangkan !!
Memandang hal sekarang intelektual konsep diri bukan berarti menjadi akan lebih baik, rupaya itu tidak akan membawa kita kesana bersamanya. Sepatutnya referensi kehidupan yang luas, yang dalam mari kita gunakan untuk kita dan diri kita.
Kehidupan yang menjadi dasar utama rupanya jauh dari bayang kita. Jika hari ini kita masih membincarakan intelektualisasi mungkin besok sudah kita ditanya kepada-Nya, dari segi itulah mari kita gunakan sisa waktu dan umur kita untuk bangkit.
Kemenangan dan kekalahan bukanlah faktor giliran. Tak ada kekalahan dalam kamus seorang mujahidin. Seorang muslim berkata kalimatullah hiyat ulya, maka hari-harinya akan terisi suatu kemenangan. Hari ini, esok maupun lusa adalah hari kemenangannya tetapi boleh jadi dia terluka, terbunuh bahkan diasingkan,
Terluka karena sesuatu hal yang mana luka itu akan menjadi saksi kehidupanya, seperti sang kejora bintang yang beremblem penghargaan disalah satu sisi baju seorang jenderal.
Terbunuhnya dia pemimpin yang tinggi yang berjiwa mulia, dan pengasingan itu adalah pariwisatanya dan pengasingan pulah lah dakwahnya sehingga akan mendapat sautu kemuliaan dan kebahagiaan.
Mengapa suatu keikhlasan dipertanyakan ?
Dalam kehidupan yang kita alami dan kita rasakan saat ini suatu pertentangan mungkin sering sekali kita rasakan. Hal tersebut harus kita tanggapi dengan optimis. Dalam hal ini apa yang kita lakukan dan kita perbuat selama kaki masih menggeretak di tanah bukanlah hal yang semata sia-sia. Allah saja mencintai hambanya yang berbuat dengan ikhlas dan sabar.
Ikhlas dalam hal mengerjakan sesuatu, saling betolerasi terhadap sesamanya, saling menyapa dan tak lupa dalam perbuatan.
Sabar, kesabaran ini menguji kita dalam keemosian saat kita terjepit dalam situasi ataupun kondisi masalah. Dalam hal ini diceritakan bahwa sebaik-baik orang tak lepas akan kesadarannya, sesuci apa orang itu tak lepas akan kata yang diucapkannya. Bayak hal yang membawa kita dalam kaidah keikhlasan. Mari kita sebagai umat manusia biasa keikhlasan harus kita cerminkan pada diri kita. Insya Allah hidup akan damai dan bahagia.
Apakah harus mengoreksi diri kita sendiri !
Mungkinkah kita sudah benar dalam perjalanan ini !
Merupakan kaidah yang baik, harus dan benar sebagai prinsip kita dalam menjalankan langkah kaki ini di permukaan bumi dalam keseharian kita. Mungkin kita tidak tahu, tidak sadar bahwa apa semua yang kita lakukan dan kita kerjakan belum tentu benar, beringatlah bahwa kita harus menjadi diri yang tau akan sifat dan perilaku di diri kita sendiri.
Wahai engkau saudarakau yang luhur mari kita gunakan diri kita dijalan yang benar, koreksi diri kita agar untuk melangkah dalam akhir perjalan ini di dunia.
Dalam perjalanan ini ku bertanya dalam diriku sendiri apakah diri ini serta jiwa ini sudah benar-benar membawa diriku kelak kelama yang lebih baik. Semua itu hanya Allah yang tahu akan semua itu.
Hamba Allah berkata “Apakah diri serta perilaku yang kamu kerjakan sudah benar ?”.
Sungguh bahagialah kalian semua yang sudah mapan dalam kehidupan ini, namun mari dalam kebahagian ini sisihkan buat amal guna kelak kita diakhirat.
Istiqomah di dalam kehidupan !!
Istiqomah adalah iman. Tidak mungkin istiqomah tegak bediri tanpa adanya nilai-nilai keimanan. Rasulullah saw menggambarkan dalam hadist, seiring sejarah sekaligus menguatkan firman Allah SWT dalam al-Qur’an tentang istiqomah (QS. Fusshilat:30)
“sesungguhnya orang-orang yang mengatakan ‘tuhan kami iala Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
Semua apa yang telah kita lakuni dan kita kerjakan insya Allah akan menolong kita.
Karena itu kita sebagai umat yang telah diciptakan dengan sempurna tak luput kita sudah diberi kesan, panutan bahwa kita agar untuk selalu berdo’a, dan senan tiasa selalu istiqomah, dan diantaranya saat attahiyat akhir kita disunahkan untuk membaca do’a,
“Allahumma inni a’udzubika min’adzabi jahanam, wamin ‘adzabil qabri, wamin fitnatil mahya wal mamaati, wamin syarri fitnatil masihid-dajjal”.
“ya Allah sungguh kami berlindung kepadamu dari adzab neraka janam, adzab kubur, fitnah hidup dan mati, serta dari buruknya bencana Dajjal,” (Hr. Muslim).
Apakah anda ingat bahwa andalah manusia yang diciptakan sangat sempurna diantara mahluk yang lain. Kita pun berubah sesuai dengan perubahan waktu jaman. Maka kita tak layak, dan dak angkuh, atas kesombongan pada diri kita.
Mengapa agama diperjualkan !!!
Allah akan senang melihat umatnya yang suka akan beramal sholeh.
Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda,”bergegaslah kepada amal yang shaleeh karena akan berlaku fitnah seperti pada waktu malam yang gelap gulita, yang mana orang-orang itu beriman pada waktu pagi dan kafir pada waktu petang, beriman pada waktu petang dan kafir pada waktu paginya, menjualkan agamanya dengan benda keduniaan”.(HR. Muslim). Seorang hamba yang shaleh akan selalu ada dalam dekapan ilham Allah, Allah akan selalu melindungi kita dari apapun yang kita lakukan untuk dijalannya.
Aku berharap pada pembaca yang berbudi luhur, kita tidak boleh saling meninggikan antara yang kaya dan miskin, semua itu dimata Allah sama. Tidak pantas bagi kita untuk saling tinggi meninggikan, karena Allah itu maha Tinggi. Padahal kita sebagai umat meruntuhkan sebuah bangunan saja memerlukan waktu. maka kita diajarkan agar selalu senantiasa teguh istiqomah dan daya tahan ini sudah menjadi selayaknya untuk selalu diasah agar untuk kecerdasan kita.
Istiqomah adalah orang yang keadaah hatinya selalu sabar dan selalu bersyukur dan syukurnya itu seimbang.
Sukur, syukur tidah hanya semata kita mendapatkan sesuatu kebahagiaan kemudian setelah itu lupa akan pemberian-Nya. Syukur harus didasarkan pada hati yang ikhlas dengan sungguh-sungguh.
Adapun sebagai contoh “seketika anda hari ini mendapat suatu tingkat jabatan yang lebih atas (naik peringkat), anda lupa akan bersyukur, hal ini Allah tidak akan memberkahi akan jabatan yang anda terima, bahwa harus ingat bahwa itu Cuma menguji apakah kita ingat akan dia-Nya yang telah memberi kita suatu kenikmatan, tidak hanya itu jiwa dan raga yang selama ini masih menempel kepada dinding badan kita, tak lupa kita harus bersyukur juga. Bahwa harus kita ingat selama kita hidup di dunia ini hanya untuk berbakti kepada-Nya.
Apakah kita sudah bersyukur dan sabar ??
Dunia ini tak luput akan tantangan yang selalu datang dengan tak diundang, bencana datang tak kita sadari tiba-tiba dihadapan kita. Maka semua itu tinggal diri kita serta perbuatan kita selama hidup dialam yang buram ini, kemudia apakah sudah siap menghadapinya.
Maka ingatlah bahwa syukur dan sabar itu merupakan senjat yang paling utama dan dalam mengarungi samudra kehidupan. Gelombang hidup yang selalu menguji akan keteguhan iman kita. Gelombang hidup yang tak selalu sama antara harapan dan kenyataan. Maka hendaklah kita harus bersyukur atas apa semua yang telah Ia karunia, kenikmatan, kemudahan, kesehatan, kelapangan dari Allah Yang Maha Pemberi Rahmat.
Sabar, kesabaran ini menguji kita terhadap tantangan yang penuh kesusahan, kepahitan, kesempitan, dan keadaan yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Rasulullah berkata “syukur dan sabarlah yang akan membawa, menjadikan keadaan apapun menjadi baik”. ‘tapi harus ingat dua sikap itu tidak akan terjadi kecuali pada diri orang yang beriman’.
Haruskah kehidupan ini berimbang ?
Rasulullah saw bersabda yang artinya “ya Allah, jadikanlah aku orang yang berterima kasih kepada-Mu, jadikanlah aku kecil dalam pandanganku tapi orang yang besar dalam pandangan orang lain”.
Memang dalam kehidupan ini penuh dengan harmoni atau keseimbangan dalam urat nadi yang selalu senantiasa kita perjaga. Sungguh keseimbangan hidup yang adil adalah rasa kenyamanan dalam diri karna hati.