19 Agustus, 2009

Awas Mendiskreditkan Islam!


Bom meledk di bilangan Kuningan Jakarta, kini tokoh-tokoh Islam menyatakan jangan sampai peristiwa ini menyudutkan Islam.
Ada yang beranggapan bahwa semua ini untuk menjatuhkan Islam.

by.Candra



Pagi yang cerah penuh kesedihan, ya! Mungkin ini yang dialami oleh rakyat Indonesia, waktu itu penuh tangisan, menyaksikan puluhan orang menjadi korban ledakan. Penyebab sama denan tragedi bom Bali 2002 dan 2005, serta tragedi JW Marriot 2003. Kini lagi-lagi menumpahkan darah manusia. Tempatnya pun tidak berbeda, JW Marriot. Bahkan kali ini, hotel tetangganya Ritz Carlton, juga jadi sasaran empuk oleh para segelintir ulah teroris pada Jum’at 17 Juli 2009. kedua hotel itu padahal mempunyai sistim keamanan yang sangat ketat di Indonesia. Sehari-hari belasan petugas yang menjaga yang bersenjata lengkap siap sedia dikala ada bahaya tetapi apa yang terlihat, bom ! Dur … yang tertuangkan dalam suatu wadah hotel tersebut. Padahal tidak semua kendaraan tidak bisa sembarangan bisa parkir di basement. Untuk melewati portal menuju parkiran, sebuah mobil tidak lepas dari sorotan mata 10 petugas keamanan.
Kalau mobil sudah terpampang parkir selanjutnya tidak mudah untuk meninggalkan karena mobil tersebut akan kena sasaran dicek, entah bagian bawahnya, atau bagasinya. Untuk masuk ke lobi saja, seseorang masih kena pemeriksaan lagi. Jika membawa tas, maka tas tersebut akan dibuka untuk di cek barang bawaan para penginap di hotel tersebut. Pengamanan yang super ketat begitu saja masih bisa bobol. Tidak tanggung-tanggung, bom langsung meledakkan ruang restauran Syailendra hotel JW Marriot dan restauran Airlangga hotel Ritz Carlton.

Pertanyaan Umat Islam
Pada waktu bersamaan, Ismail Yusanto, Jurubicara Hizbut Tahrir, mengutuk pelaku tindakan keji ini sebagai tindakan zalim luar biasa. Dia juga mengimbau pihak kepolisian dan media masa untuk berhati-hati menanggapi spekulasi yagn mengaitkan pemboman ini. “Bisa saja pelakunya adalah orang atau kelompok tertentu untuk mengacaukan situasi keamanan demi kepentingan politik mereka sambil mendiskreditkan organisasi Islam.” Jika ini terjadi, maka dia mensinyalir hal tersebut sebagai rekayasa sistematis serta provokasi keji untuk menyudutkan Indonesia sebagai sasaran teroris.
Seminggu setelah Ismail Yusanto memberi keterangan, giliran Geys Amar, anggota al-Irsyad, bersikap terhadap peristiwa bom ini. Tidak berbeda dengan Ismail Yusanto, setelah mengecam tindakan pemboman, dia memberikan peringatan jangan sampai mengaitkan masalah ini dengan organisasi Islam. dia merasa prihatin, setiap kali tragedi pemboman Islam selalu dipojokkan. “Jangan memberikan stigma miring kepada Islam,” jelasnya. Ahmad Satori Ismail, ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI), juga menyesalkan peristiwa ini. “Tapi harus bisa mencermati berita yang ada,” jelasnya. Dia juga menghimbau jangan sampai ada konspirasi pemburukan citra Islam karena tragedi ini. “Tatkala sebuah peristiwa buruk terjadi, seperti pemboman sekarang ini, jarak penangkapan pelaku pemboman. Disela-sela itu, biasanya pemberitaan terus berlangsung, sehingga pencitraan buruk terhadap Islam semakin bebas. Ini selalu terjadi,” jelasnya.
Setelah memberi pernyataan sikapnya, Ahmad Satori bercerita pernah mendengar pelaku pemboman di salah sebuah hotel entah di JW Marriod atau Ritz Carlton, ketika melewati petugas pemeriksaan, tas yang isinya bom itu tidak diperiksa. “Betul tidak itu?” tanyanya kepada Umar Abduh, pengamat Intelijen. Tanpa berpikir panjang dia langsung membetulkan hal itu.
Ketika ditanya, darimana bisa mengetahui kebenarannya, Abduh mengidentifikasi, pelaku pemboman sangat ahli sekali, bukan orang sembarangan. Dia juga berpesan untuk tidak mudah mengatakan bahwa pelakunya orang Indonesia. “bagaimana bisa masuk ke gudang itu lha wong pengamanannya super ketat. Jangan kemudian disederhanakan bahwa orang kita itu lebih nrimo, kalau sudah dekat sedikit bisa mendapat akses mudah masuk kedua hotel itu, ini ekspert,” jelasnya.
Abduh mengkritisi rekaman CCTV JW Marriot yang masih diragukan keasliannya, “Memangnya blackberry atau handycam? Bagaimana bisa kamera CCTV bergerak. Kalau memang digerakkan, kenapa hanya kepada pemuda bertopi dan membawa tas ditangan kanan dan kirinya saja?”.
Dia berpendapat, kalau memang sejak di kamera sudah ketahuan, maka seharusnya cepat ditangkap. Tapi operator CCTV ini tidak mencegah ini ada asumsi by design, atau sudah direcanakan,” jelasnya.

Salah duga
Kepada umat Islam, Abduh berpesan untuk jangan langsung menyakini laporan polisi. Alasannya, polisi sudah beberapa kali melakukan kesalahan. Seperti mengidentifikasi pelaku pemboman adalah Nur Said, pria asal Temanggung Jawa Tengah. Tapi setelah tes DNA (Deoxy ribose Nucleic Acid) dilakukan, ternyata tidak ada sama sekali kaitan atau kecocokan DNA Tuminem dan Muh Nasir, orang tua Nur Said, dengan mayat yang di duga Nur Said.
Begitu juga dengan dugaan Ibrahim sebagai pelaku pemboman tidak terbukti. Pada Rabu 22 Juli lalu, Polisi mengambil sampel DNA keluarga Ibrohim di RT.28 RW.10 Dusun Kliwon Desa Sampora kecamatan Cilimus Kuningan Jawa Barat. Ternyata hasilnya negatif. Berdasarkan pengakuannya, Tim Intelejen dan Keamanan Markas Besar Polisi Republik Indonesia menyambangi kediamannya sekitar pukul 11.00 WIB Sabut (18/7). Dalam kesempatan itu, ia mengaku menyerahkan berkas setebal 40 halaman yang berisi nama-nama anggota dan kegiatan kelompok wahabiradikal. Lelaki yang sering disebut habib ini juga menyebutkan, salah seorang pelaku yang disebut sempat mengitap di kamar 1808 Hote JW Marriot sejak 15 Juli, yang juga diduga sebagai perakit bom, bernama Nur Said.
Abdurrahman Assegaf adalah orang yang pertama menyebut nama Nur Said sebagai pelaku peledakan JW Marriot. Menurut Mas’ud, keluarganya sangat terpukul dengan pernyataannya. Kemungkinan bom itu peringatan bagi kita semua sebagai bangsa Indonesia. Lepas siapa yang mengamalkan apakah dia mujahidin dengan ijtihadnya sendiri maupun yang mengamalkan orang kafir, itu merupakan peringatan dari Allah, karena pemerintah Indonesia selalu melecehkan hukum Islam. Maka diperingatkan dengan cara seperti itu. Ini dulu yang harus kita pahami.

Tidak ada komentar: